Metode Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunarungu

KLASIFIKASI DAN JENIS KETUNARUNGUAN

SERTA METODE PENGAJARAN BAHASA

BAGI ANAK TUNARUNGU


Easterbrooks (1997) mengemukakan bahwa terdapat tiga jenis utama ketunarunguan menurut lokasi ganguannya:

  1. Conductive loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat gangguan pada bagian luar atau tengah telinga yang menghambat dihantarkannya gelombang bunyi ke bagian dalam telinga.
  2. Sensorineural loss, yaitu ketunarunguan yang terjadi bila terdapat kerusakan pada bagian dalam telinga atau syaraf auditer yang mengakibatkan terhambatnya pengiriman pesan bunyi ke otak. (Ketunarunguan Andi tampaknya termasuk ke dalam kategori ini.
  3. Central auditory processing disorder, yaitu gangguan pada sistem syaraf pusat proses auditer yang mengakibatkan individu mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya meskipun tidak ada gangguan yang spesifik pada telinganya itu sendiri. Anak yang mengalami gangguan pusat pemerosesan auditer ini mungkin memiliki pendengaran yang normal bila diukur dengan audiometer, tetapi mereka sering mengalami kesulitan memahami apa yang didengarnya.

Berdasarkan tingkat keberfungsian telinga dalam mendengar bunyi, Ashman dan Elkins (1994) mengklasifikasikan ketunarunguan ke dalam empat kategori, yaitu:

  1. Ketunarunguan ringan (mild hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 20-40 dB (desibel). Mereka sering tidak menyadari bahwa sedang diajak bicara, mengalami sedikit kesulitan dalam percakapan.
  2. Ketunarunguan sedang (moderate hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang masih dapat mendengar bunyi dengan intensitas 40-65 dB. Mereka mengalami kesulitan dalam percakapan tanpa memperhatikan wajah pembicara, sulit mendengar dari kejauhan atau dalam suasana gaduh, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar (hearing aid).
  3. Ketunarunguan berat (severe hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 65-95 dB. Mereka sedikit memahami percakapan pembicara bila memperhatikan wajah pembicara dengan suara keras, tetapi percakapan normal praktis tidak mungkin dilakukannya, tetapi dapat terbantu dengan alat bantu dengar.
  4. Ketunarunguan berat sekali (profound hearing impairment), yaitu kondisi di mana orang hanya dapat mendengar bunyi dengan intensitas 95 dB atau lebih keras. Mendengar percakapan normal tidak mungkin baginya, sehingga dia sangat tergantung pada komunikasi visual. Sejauh tertentu, ada yang dapat terbantu dengan alat bantu dengar tertentu dengan kekuatan yang sangat tinggi (superpower).

Survey tahun 1981 di Australia menemukan bahwa 59% dari populasi tunarungu menyandang ketunarunguan ringan, 11% sedang, 20% berat, dan 10% tidak dapat dipastikan (Cameron, 1982, dalam Ashman dan Elkins, 1994).

Perlu dijelaskan bahwa decibel (disingkat dB) adalah satuan ukuran intensitas bunyi. Istilah ini diambil dari nama pencipta telepon, Graham Bel, yang istrinya tunarungu, dan dia tertarik pada bidang ketunarunguan dan pendidikan bagi tunarungu. Satu decibel adalah 0,1 Bel.

Bagi para fisikawan, decibel merupakan ukuran tekanan bunyi, yaitu tekanan yang didesakkan oleh suatu gelombang bunyi yang melintasi udara. Dalam fisika, 0 db sama dengan tingkat tekanan yang mengakibatkan gerakan molekul udara dalam keadaan udara diam, yang hanya dapat terdeteksi dengan menggunakan instrumen fisika, dan tidak akan terdengar oleh telinga manusia. Oleh karena itu, di dalam audiologi ditetapkan tingkat 0 yang berbeda, yang disebut 0 dB klinis atau 0 audiometrik. Nol inilah yang tertera dalam audiogram, yang merupakan grafik tingkat ketunarunguan. Nol audiometrik adalah tingkat intensitas bunyi terendah yang dapat terdeteksi oleh telinga orang rata-rata dengan telinga yang sehat pada frekuensi 1000 Hz (Ashman & Elkins, 1994).

Metode dan Pendekatan Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu
Perdebatan tentang cara terbaik untuk mengajar anak tunarungu berkomunikasi telah marak sejak awal abad ke-16 (Winefield, 1987). Perdebatan ini masih berlangsung, tetapi kini semakin banyak ahli yang berpendapat bahwa tidak ada satu sistem komunikasi yang baik untuk semua anak (Easterbrooks, 1997). Pilihan sistem komunikasi harus ditetapkan atas dasar individual, dengan mempertimbangkan karakteristik anak, sumber-sumber yang tersedia, dan komitmen keluarga anak terhadap metode komunikasi tertentu.

Metode Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu

Terdapat tiga metode utama individu tunarungu belajar bahasa, yaitu dengan membaca ujaran, melalui pendengaran, dan dengan komunikasi manual, atau dengan kombinasi ketiga cara tersebut.

1)   Belajar Bahasa Melalui Membaca Ujaran (Speechreading)

Orang dapat memahami pembicaraan orang lain dengan “membaca” ujarannya melalui gerakan bibirnya. Akan tetapi, hanya sekitar 50% bunyi ujaran yang dapat terlihat pada bibir (Berger, 1972). Di antara 50% lainnya, sebagian dibuat di belakang bibir yang tertutup atau jauh di bagian belakang mulut sehingga tidak kelihatan, atau ada juga bunyi ujaran yang pada bibir tampak sama sehingga pembaca bibir tidak dapat memastikan bunyi apa yang dilihatnya. Hal ini sangat menyulitkan bagi mereka yang ketunarunguannya terjadi pada masa prabahasa. Seseorang dapat menjadi pembaca ujaran yang baik bila ditopang oleh pengetahuan yang baik tentang struktur bahasa sehingga dapat membuat dugaan yang tepat mengenai bunyi-bunyi yang “tersembunyi” itu. Jadi, orang tunarungu yang bahasanya normal biasanya merupakan pembaca ujaran yang lebih baik daripada tunarungu prabahasa, dan bahkan terdapat bukti bahwa orang non-tunarungu tanpa latihan dapat membaca bibir lebih baik daripada orang tunarungu yang terpaksa harus bergantung pada cara ini (Ashman & Elkins, 1994).
Kelemahan sistem baca ujaran ini dapat diatasi bila digabung dengan sistem cued speech (isyarat ujaran). Cued Speech adalah isyarat gerakan tangan untuk melengkapi membaca ujaran (speechreading).

Delapan bentuk tangan yang menggambarkan kelompok-kelompok konsonan diletakkan pada empat posisi di sekitar wajah yang menunjukkan kelompok-kelompok bunyi vokal. Digabungkan dengan gerakan alami bibir pada saat berbicara, isyarat-isyarat ini membuat bahasa lisan menjadi lebih tampak (Caldwell, 1997). Cued Speech dikembangkan oleh R. Orin Cornett, Ph.D. di Gallaudet University pada tahun 1965 66. Isyarat ini dikembangkan sebagai respon terhadap laporan penelitian pemerintah federal AS yang tidak puas dengan tingkat melek huruf di kalangan tunarungu lulusan sekolah menengah. Tujuan dari pengembangan komunikasi isyarat ini adalah untuk meningkatkan perkembangan bahasa anak tunarungu dan memberi mereka fondasi untuk keterampilan membaca dan menulis dengan bahasa yang baik dan benar. Cued Speech telah diadaptasikan ke sekitar 60 bahasa dan dialek. Keuntungan dari sistem isyarat ini adalah mudah dipelajari (hanya dalam waktu 18 jam), dapat dipergunakan untuk mengisyaratkan segala macam kata (termasuk kata-kata prokem) maupun bunyi-bunyi non-bahasa. Anak tunarungu yang tumbuh dengan menggunakan cued speech ini mampu membaca dan menulis setara dengan teman-teman sekelasnya yang non-tunarungu (Wandel, 1989 dalam Caldwell, 1997).

2)   Belajar Bahasa Melalui Pendengaran

Ashman & Elkins (1994) mengemukakan bahwa individu tunarungu dari semua tingkat ketunarunguan dapat memperoleh manfaat dari alat bantu dengar tertentu. Alat bantu dengar yang telah terbukti efektif bagi jenis ketunarunguan sensorineural dengan tingkat yang berat sekali adalah cochlear implant. Cochlear implant adalah prostesis alat pendengaran yang terdiri dari dua komponen, yaitu komponen eksternal (mikropon dan speech processor) yang dipakai oleh pengguna, dan komponen internal (rangkaian elektroda yang melalui pembedahan dimasukkan ke dalam cochlea (ujung organ pendengaran) di telinga bagian dalam. Komponen eksternal dan internal tersebut dihubungkan secara elektrik. Prostesis cochlear implant dirancang untuk menciptakan rangsangan pendengaran dengan langsung memberikan stimulasi elektrik pada syaraf pendengaran (Laughton, 1997).

Akan tetapi, meskipun dalam lingkungan auditer terbaik, jumlah bunyi ujaran yang dapat dikenali secara cukup baik oleh orang dengan klasifikasi ketunarunguan berat untuk memungkinkannya memperoleh gambaran yang lengkap tentang struktur sintaksis dan fonologi bahasa itu terbatas. Tetapi ini tidak berarti bahwa penyandang ketunarunguan yang berat sekali tidak dapat memperoleh manfaat dari bunyi yang diamplifikasi dengan alat bantu dengar. Yang menjadi masalah besar dalam hal ini adalah bahwa individu tunarungu jarang dapat mendengarkan bunyi ujaran dalam kondisi optimal. Faktor-faktor tersebut mengakibatkan individu tunarungu tidak dapat memperoleh manfaat yang maksimal dari alat bantu dengar yang dipergunakannya. Di samping itu, banyak penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar alat bantu dengar yang dipergunakan individu tunarungu itu tidak berfungsi dengan baik akibat kehabisan batrai dan earmould yang tidak cocok.

3)   Belajar Bahasa secara Manual

Secara alami, individu tunarungu cenderung mengembangkan cara komunikasi manual atau bahasa isyarat. Untuk tujuan universalitas, berbagai negara telah mengembangkan bahasa isyarat yang dibakukan secara nasional. Ashman & Elkins (1994) mengemukakan bahwa komunikasi manual dengan bahasa isyarat yang baku memberikan gambaran lengkap tentang bahasa kepada tunarungu, sehingga mereka perlu mempelajarinya dengan baik. Kerugian penggunaan bahasa isyarat ini adalah bahwa para penggunanya cenderung membentuk masyarakat yang eksklusif.

Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa bagi Anak Tunarungu

Pengajaran bahasa secara terprogram bagi anak tunarungu harus dimulai sedini mungkin bila kita mengharapkan tingkat keberhasilan yang optimal. Terdapat dua pendekatan dalam pengajaran bahasa kepada anak tunarungu secara dini, yaitu pendekatan auditori-verbal dan auditori-oral.

Pendekatan Auditori verbal

Pendekatan auditori-verbal bertujuan agar anak tunarungu tumbuh dalam lingkungan hidup dan belajar yang memungkinkanya menjadi warga yang mandiri, partisipatif dan kontributif dalam masyarakat inklusif. Falsafah auditori-verbal mendukung hak azazi manusia yang mendasar bahwa anak penyandang semua tingkat ketunarunguan berhak atas kesempatan untuk mengembangkan kemampuan untuk mendengarkan dan menggunakan komunikasi verbal di dalam lingkungan keluarga dan masyarakatnya. Pendekatan auditori verbal didasarkan atas prinsip mendasar bahwa penggunaan amplifikasi memungkinkan anak belajar mendengarkan, memproses bahasa verbal, dan berbicara. Opsi auditori verbal merupakan strategi intervensi dini, bukan prinsip-prinsip yang harus dijalankan dalam pengajaran di kelas. Tujuannya adalah untuk mengajarkan prinsip-prinsip auditori verbal kepada orang tua yang mempunyai bayi tunarungu (Goldberg, 1997).

Prinsip-prinsip praktek auditori verbal itu adalah sebagai berikut:

  • Berusaha sedini mungkin mengidentifikasi ketunarunguan pada anak, idealnya di klinik perawatan bayi.
  • Memberikan perlakuan medis terbaik dan teknologi amplifikasi bunyi kepada anak tunarungu sedini mungkin.
  • Membantu anak memahami makna setiap bunyi yang didengarnya, dan mengajari orang tuanya cara membuat agar setiap bunyi bermakna bagi anaknya sepanjang hari.
  • Membantu anak belajar merespon dan menggunakan bunyi sebagaimana yang dilakukan oleh anak yang berpendengaran normal.
  • Menggunakan orang tua anak sebagai model utama untuk belajar ujaran dan komunikasi lisan.
  • Berusaha membantu anak mengembangkan sistem auditori dalam (inner auditory system) sehingga dia menyadari suaranya sendiri dan akan berusaha mencocokkan apa yang diucapkannnya dengan apa yang didengarnya.
  • Memahami bagaimana anak yang berpendengaran normal mengembangkan kesadaran bunyi, pendengaran, bahasa, dan pemahaman, dan menggunakan pengetahuan ini untuk membantu anak tunarungu mempelajari keterampilan baru.
  • Mengamati dan mengevaluasi perkembangan anak dalam semua bidang.
  • Mengubah program latihan bagi anak bila muncul kebutuhan baru.
  • Membantu anak tunarungu berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan maupun sosial bersama-sama dengan anak-anak yang berpendengaran normal dengan memberikan dukungan kepadanya di kelas reguler.

Hasil penelitian terhadap sejumlah tamatan program auditori verbal di Amerika Serikat dan Kanada (Goldberg & Flexer, 1993, dalam Goldberg, 1997) menunjukkan bahwa mayoritas responden terintegrasi ke dalam lingkungan belajar dan lingkungan hidup “reguler”. Kebanyakan dari mereka bersekolah di sekolah biasa di dalam lingkungannya, masuk ke lembaga pendidikan pasca sekolah menengah yang tidak dirancang khusus bagi tunarungu, dan terlibat dalam kegiatan-kegiatan masyarakat. Di samping itu, keterampilan membacanya setara atau lebih baik daripada anak-anak berpendengaran normal (Robertson & Flexer, 1993, dalam Goldberg, 1997).

Pendekatan Auditori Oral

Pendekatan auditori oral didasarkan atas premis mendasar bahwa memperoleh kompetensi dalam bahasa lisan, baik secara reseptif maupun ekspresif, merupakan tujuan yang realistis bagi anak tunarungu. Kemampuan ini akan berkembang dengan sebaik-baiknya dalam lingkungan di mana bahasa lisan dipergunakan secara eksklusif. Lingkungan tersebut mencakup lingkungan rumah dan sekolah (Stone, 1997).

Elemen-elemen pendekatan auditori oral yang sangat penting untuk menjamin keberhasilannya mencakup:

  • Keterlibatan orang tua. Untuk memperoleh bahasa dan ujaran yang efektif menuntut peran aktif orang tua dalam pendidikan bagi anaknya.
  • Upaya intervensi dini yang berfokus pada pendidikan bagi orang tua untuk menjadi partner komunikasi yang efektif.
  • Upaya-upaya di dalam kelas untuk mendukung keterlibatan anak tunarungu dalam kegiatan kelas.
  • Amplifikasi yang tepat. Alat bantu dengar merupakan pilihan utama, tetapi bila tidak efektif, penggunaan cochlear implant merupakan opsi yang memungkinkan.

Mengajari anak mengunakan sisa pendengaran yang masih dimilikinya untuk mengembangkan perolehan bahasa lisan merupakan hal yang mendasar bagi pendekatan auditori oral. Meskipun dimulai sebelum anak masuk sekolah, intervensi oral berlanjut di kelas. Anak diajari keterampilan mendengarkan yang terdiri dari empat tingkatan, yaitu deteksi, diskriminasi, identifikasi, dan pemahaman bunyi. Karena tujuan pengembangan keterampilan mendengarkan itu adalah untuk mengembangkan kompetensi bahasa lisan, maka bunyi ujaran (speech sounds) merupakan stimulus utama yang dipergunakan dalam kegiatan latihan mendengarkan itu. Pengajaran dilakukan dalam dua tahapan yang saling melengkapi, yaitu tahapan fonetik (mengembangkan keterampilan menangkap suku-suku kata secara terpisah-pisah) dan tahapan fonologik (mengembangkan keterampilan memahami kata-kata, frase, dan kalimat). Pengajaran bahasa dilaksanakan secara naturalistik dalam kegiatan-kegiatan yang berpusat pada diri anak, tidak dalam setting didaktik. Pada masa prasekolah, pengajaran bagi anak dan pengasuhnya dilakukan secara individual, tetapi pada masa sekolah pengajaran dilaksanakan dalam setting kelas inklusif atau dalam kelas khusus bagi tunarungu di sekolah reguler. Setting pengajaran ini tergantung pada keterampilan sosial, komunikasi dan belajar anak.

Keuntungan utama pendekatan auditori-oral ini adalah bahwa anak mampu berkomunikasi secara langsung dengan berbagai macam individu, yang pada gilirannya dapat memberi anak berbagai kemungkinan pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan sosial. Geers dan Moog (1989 dalam Stone, 1997) melaporkan bahwa 88% dari 100 siswa tunarungu usia 16 dan 17 tahun yang ditelitinya memiliki kecakapan berbahasa lisan dan memiliki tingkat keterpahaman ujaran yang tinggi. Kemampuan rata-rata membacanya adalah pada tingkatan usia 13 hingga 14 tahun, yang hampir dua kali lipat rata-rata kemampuan baca seluruh populasi anak tunarungu di Amerika Serikat.

ditulis oleh Administrator Dinas Pendidikan Luar Biasa Provinsi Jawa Barat
(Dicuplik dari http://dtarsidi.blogspot.com/2007/08/studikasustunarungu.html, oleh Kurnaeni)



91 thoughts on “Metode Pengajaran Bahasa Bagi Anak Tunarungu

  1. mimin rusmini

    Terima kasih atas uraian dr pada ATR , saya sebagai gr SLB Pembina yg haus terhdp ttg pengetahuan mengenai ATR karena saya mengajar pada ATR jadi sekarang mencari model2 yg paling jitu untuk menghadapi ATR saya adalah guru pencita ATR. wr. wb.

      1. wais qarni

        Min? apakah ada teknik atau metode pembelajaran bahasa kedua/asing seperti bahasa Inggris pada ATR? mohon direspon. makasi

      2. Selamat siang Wais Qarni. Untuk teknik atau metode pembelajaran bahasa kedua/asing seperti Bahasa Inggris kami belum memiliki teknik atau metode tersebut.
        Tetapi kami akan mencoba untuk bertanya pada Steering Committe kami dan akan memberikan kabar secepatnya.
        Kalau boleh, kami ingin meminta alamat e-mail saudara Wais Qarni. Dapat dikirimkan melalui e-mail kami di psibk.usdy@gmail.com.
        Terimakasih.
        🙂

    1. noor

      bu mimin sy punya ank gangguan dgr usia nya 5th dan usia dgrnya bru 2th memakai alat bantu dgr.
      gmn yah bu cranya mmberikan pengertian kpd ATR agar bsa mengerti dg ucapan dan printah dr ortu?
      sprti kta abstrak krn kta abstrak tdk dpt d contohkan beda sprti benda dpt d contohkan

  2. toni

    sebagai ortu yag memiliki anak art saya ingin sekali memberi pendidikan dan pengajara yang maksimal bagi anak saya .akan tetapi pengetahuan yang terbatas tenatang apa dn bagai mana mendidik anak itu yang menjadikan saya sulit mencari formula yang memadai .mungkin akan lebih jelas jika dr mau menguraikan dengan lebihspecifik apa dan bagai manaya .. jug abagai mana mencari modul .. atau acuan pelajaran yang bisa diterapkan dirymah sebagai bentuk pengajaran bagi anak yang akan sangat membantu tugas guru disekolah ..

  3. ery ts

    Terimakasih atas muatan infonya….sangat berquality dan penting sekali dan sangat membantu sekali dalam penanganan abk tunarungu…give us more….

    1. kami akan mencoba untuk mencarikan info mengenai sekolah yang mengajarkan bahasa arab.
      namun, jika memang sulit menemukan, kami usulkan agar anda menyekolahkan anak anda di sekolah/slb yang berciri khas keislaman.
      menurut kami, di slb tersebut biasanya diajarkan mapel bahasa arab.
      terimakasih

      1. Anton K

        Saya mengucapkan terima kasih kepada SLB swasta yang sudah banyak membantu pendidikan ABK sbg mitra, hanya pemerintah daerah hrsnya mulai membantu biaya sekolah bagi banyak orangtua yg tdk mampu membiayai anaknya utk masuk SLB, sehingga masih banyak keluarga yg merasa malu jika anaknya hrs menjadi beban. Undang-undang telah ada tapi PP diabaikan. Akhirnya peran RT untuk warganya yang disabel sulit akan disalurkan kemana? Karena tdk ada permintaan.

  4. evrida

    ada g metode pembelajaran ketika seorang guru megajar dikelas dalam bdg studi tertentu yang diterapkan di dlm kls ketika belajar ?

  5. Elly Kurniasary

    Anak saya lulus sma(slb) skrg sdg mencari referensi utk kelanjutan studinya.dia bercita2 ingin mnjadi sarjana. Trimaksh tulisan anda sgt mmbantu sy yg sdg kebingungan mncari fakultas yg cocok utk anak saya.

  6. aminah

    anak tuna rungu yang baru sj menjd mhswa di universitas kami membutuhkan pendampingan belajar di kelas, dan dilingkungan kami mulai digalakan pelatihan b. isyarat untuk bisa berkomunikasi dengan mhswa tuna rungu tsb.
    tetapi kami sbg fasilitator ingin menjembatani mhs tsb untuk bisa mendapatkan matrikulasi pembelajaran b.arab n matakuliah lainnya yang dianggap “sulit” oleh mereka.
    mohon infonya…penelitian yang berkaitan dengan Kebutuhan Matrikulasi Pembelajaran bahasa Asing atau matakuliah ttt di sebuah PT.
    trims
    PSLD UIN SUKA

  7. Dana Christianti

    bisa minta tolong gak??
    saya mencari buku tentang tuna rungu,jadi total smua’a tu membahas tunarungu saja
    dari pendidikan,diagnosis,arti dari tunarungu itu sndri,dll
    wlopun d internet byk ttg tunarungu,tp saya bingung
    dan saya cm butuh buku ttg tunarungu tsb

    1. beberapa referensi buku yg bisa dicari adalah :
      1. teaching deaf children (techniques and methods) ; karangan danielle.m.sanders ; a college hill pub. ; 1988
      2. cognition, education, and deafness ; karangan david.s.martin ; gallaudet college press ; 1985

  8. dwini

    apakah buku referensi yg disebutkan diatas bisa di dapat di gramedia atau toko-toko buku yg lain???
    terima kasih 🙂

    1. Kami sendiri juga belum melihat disana, tetapi sepertinya tidak ada karena itu buku cetakan lama. Kalo semisal mau mencari coba saja ke perpustakaan di kampus-kampus atau perpustakaan daerah, kemungkinan disana tersedia.

  9. fitriya

    Sekitar setahun yang lalu, dari hasil bera dokter memvonis putri pertama kami ATR . saat itu kami masih kesulitan untuk mengajarkan anak kami berkomunikasi , apa yang harus kami lakukan di rumah agar putri kami dapat memahami komunikasi verbal dengan baik? Trmksh

  10. gun gun

    Saya ingin menanyakan sekolah penyelenggara inklusif di bandung yang di dalamnya ada anak tunarungu. saya ingin melihat secara langsung proses pembelajaran yang dilakukan oleh sekolah tersebut. terimakasih.

  11. Tiara

    Terima kasih atas pengetahuan nya…
    Sangat berarti bagi kami sebagai orang tua memiliki anak yg memiliki pendengaran yang sempurna,segala upaya telah dilakukan demi melihat anak bisa berbicara, mendengar, bisa menjalani aktifitas seperti anak normal lain nya.

  12. sya mempunyai anak didik yg atr, tp dr segi kognitif,fisik motorik dia bgus..pdhl skulah tmpat sya mengajar adlh skul umum tp anak trsbut bsa mengikuti semua materi yg diberikan dngan ckup baik.mgkin bsa ad info seminar atw pelatihan ttg psikologi anak atr coz biasanx yg kurang max adlah social emocionalnya

  13. syaiful bahri

    saya ortu dari anak kami yang mengalami maslah pendengaran jd info seperti ini sangat asaya butuhkan guna buat perkembangan anak kami sekarang usianya baru menginjak 3tahun saya mohon info sekolah yang pas buat pendidikan dia kedepan yang saya butuhkan trims sebelumnya

  14. fince

    Hallo semua.. Saya relawan bahasa isyarat yang peduli kaum tunarungu. Saya mau perkenalkan bahan ajar bntuk DVD isyarat, yang berdasarkan Kitab Suci tetapi diperuntukkan kepada siapa saja, ini dapat diunduh di web: http://www.jw.org/id (klik publikasi, klik bahasa isyarat) disitu ada 4 DVD isyarat yg mengajarkan tentang Pencipta dan moral atau tingkah laku. Silakan dicoba. Semoga bermanfaat. Jika ingin berdiskusi dengan saya berikut email saya: fchrestin@gmail.com
    Terimakasih

  15. chintia

    kakak saya menderita tuna rungu dan tuna wicara, kemungkinan akibat saat kecil sering panas tinggi sehingga syaraf pendengarannya putus, tahun ini dia lulus sma, saya mohon infonya mengenai univ maupun jurusan yang ada di indonesia untuk melanjutkan studinya, khususnya solo

    1. siti fitriyah

      slamt malam saya bu siti fitriyah anak saya mengalami gangguan pendengaran yg tergolong berat skrg 14 th,, sdh priksa ke Tht doktr menyarankan membeli alat bantu dengar, dan sdh kami beli tapi tetep saja tidak ada reaksi,

  16. linda s

    linda s, anak saya menderita tunarungu. tadi diatas disebutkan klo penderita tunarungu berat bisa ditolong dng operasi / alat bantu dengar khusus. klo bisa info itu bisa tahu detailnya bisa hubungi siapa & dimana. my email. linda.susiyanti@yahoo.co.id. atau no hp 081347420974. tolong bantu infonya karena itu sangat bermanfaat bagi keluarga kami. thanks

  17. Ida

    saya ingin memberikan pendidikan kesehatan gigi pada siswa tunarungu dimana saya bisa lakukan dan kira2 metode apa yang paling tepat agar pen.kes. saya bisa dimengerti dan diterapkan… trims atas infonya..

    1. irfah

      bu maaf sekedar memberikan informasi coba saja mensosialisasikan pendidikan kesehatan gigi tersebut di SLB khusus untuk tunarungu biasanya di SLB _B, metode yang tepat tentunya dengan menggunakan media gambar bu , supaya mereka lebih faham ,karena anak tunarungu ini sangat mengandalkan kempuan visual mereka , semoga bermanfaat ..

  18. lina

    saya seorang pengajar bimbel. saya bingung ketika dihadapkan dengan seorang anak yang belum bsa membaca.. saya perhatikan fisiknya normal. namun setelah saya pelajari ternyata dia mengalami kesulitan untuk mengungkapkan suara atau bunyi2 an yang saya lontarkan… saya cari blog yang dapat membantu mengatasi masalah saya.. makasi atas sarannya semoga saya bisa menerapkan saran anda untuk mengatasi masalah saya… thanks your information…

  19. rinto guntur

    sangat membantu sekali materinya. terimakasih.
    saya mau sekalian bertanya bagaimana ciri-ciri khusus dalam membuat soal untuk ATR.
    mohon penjelasannya

  20. Desi

    apakah ada ATR yang akhirnya bisa mendengar tanpa ABD dan berbicara lancer? mohon infonya dong. Anakku umur 2 tahun, terkena virus campak saat dalam kandungan yang berimbas ke pendengarannya, saat ini virusnya sedang di obati dan tidak menggunakan ABD

  21. juliana

    Anak sy umur 3th sdh memakai ABD selama 1th,tapi belum merespon suara,saya ingin menanyakn bgmn cara mengajari anak supaya dapat merespon suara/bunyi.trima kasih atas informasi nya.

  22. saya sovie, guru SMK jurusan Bangunan, tahun ajaran baru ini ada seorang siswa ATR, yang saya ajar karena dalam seminggu jam tatap muka saya dengannya 7 jam (mapel yg saya ampu) sehingga saya berminat mempelajari bahasa isyarat, dan saya berniat les di SLB di kota saya, yg saya tanyakan apakah itu jalan yg terbaik, mengingat anak tersebut bisa bersuara tapi tidak jelas, dan setiap bersuara selalu diiringi dengan bahasa isyarat. yg sayang bingungkan apakah saya melatih suaranya atau saya yg harus mengerti bahasa isyarat ??? mengingat pelajaran saya adalah hitungan dan komputer, apakah sebaiknya materi saya saya tuangkan dalam tulisan khusus untuk dia saja supaya dia lebih mengerti atau bagaimana? karena saya takut salah2 langkah

  23. apakah benar jika sy sering mengatakan pd anak sy yg sdh menggunakan coclear implant “nak kamu hrs berlatih mendengar dg baik.krna teman2 mu smua si wawa,si isa,si tama,sdh berbicara dg baik.kamu pasti bisa nak.dlm hal ini sy sbgi ibunya hnya bertujuan agar anak sy temotivasi utk berbicara dan mendengar dg baik.

    1. Selamat Siang Bapak/Ibu Gangsar. Terimakasih untuk pertanyaannya. Untuk sering mengatakan bahwa ia harus selalu berlatih bukan merupakan hal yang salah. Sebagai tambahan dari kami, untuk memotivasi anak Bapak/Ibu agar dapat berbicara dan mendengar dengan baik maka, dapat ibu lengkapi dengan pengajaran bahasa isyarat bagi si anak. Karena pada anak dengan kemampuan pendengaran yang perlu dikembangkan, berarti bahwa anak tersebut belum mengenal suara-suara, dan ketika anak menggunakan implan cochlea maka jenis suara yang ia dengar pun cenderung berbeda dengan pendengaran biasanya yang terjadi, sehingga untuk membantu anak ibu agar ia dapat dengan lebih mudah dalam komunikasi dan memahami bahasa maka ibu dapat mengajarkan bahasa isyarat kepada anak Bapak/Ibu. Kami memiliki sebuah referensi buku yang mungkin bisa ibu gunakan, berjudul “Membantu anak-anak Tunarungu”, jika ibu berkenan untuk mengirimkan alamat ibu sehingga kami bisa mengirimkannya. Terima kasih.

      1. RIDHA MUNING

        Selamat pagi, mau bertanya apakah di perpustakaan universitas sanata dharma yogyakarta ada buku tentang abk tuna rungu? Terimakasih

  24. yanti ernawatiningrum

    bagaimana cara mendapatkan implan gratis anak kami pemegang kartu jamkesda soalnya katagory tunarungu bearatn sekarang anak saya umur 4 taon.

  25. Arif Sigit Kurniawan

    Farhana Kamila (Blitar) 20 bln gangguan > 100 dB. Kami tdk mampu implan Cochlea, Askes/BPJS tdk mau meng-cover implan. Bagaimana masa depan anak saya ?

    1. Selamat siang Bapak Arif Sigit Kurniawan. Sangat baik bagi anak bapak jika ia bisa berkomunikasi dengan orang-orang disekitarnya, ditambah lagi kabar baiknya untuk masa depan anak bapak salah satu cara untuk membantu komunikasi anak bapak bukan hanya dengan mendapat implan cochlea saja tetapi akan sangat membantu dengan cara mempelajari bahasa isyarat. Seorang anak yang belum pernah mengenal suara yang datang dari sekitarnya, maka ia akan mampu memahami sesuatu lewat apa yang ia lihat. Dengan menggunakan bahasa isyarat, perlahan anak akan belajar memahami tentang bahasa sehingga ia akan mudah dalam menjalin komunikasi dengan orang lain. Sebagai referensi kami memiliki sebuah buku berjudul “Membantu anak-anak tunarungu” yang akan membantu anak bapak. Kami meminta kesediaan bapak untuk mengirimkan alamat rumah bapak, sehingga bisa kami bisa mengirimkannya. Terima kasih.

  26. elly citra dewi

    Anak saya mengalami pendengaran yang sangat keras(profound),saat ini anak saya memakai alat bantu dengar dg merk siemen super power,saya mencoba melatih pendengaran namun tiada respon,mencoba mengganti namun saya masih belum ada dana dg menggunakan implant,disamping itu anak saya terlalu dini,sekarang dia berusia 2,4 thn.saya sebagai mamanya mencoba untuk terbaik bagi anaknya.bagaimana saya bisa melatih anak saya agar bisa mengerti wicara kita sehari”?

    1. Selamat siang Ibu Elly Citra Dewi. Seperti yang kita ketahui bahwa pendengaran merupakan proses dari indra pendengar yang terjadi secara alamiah atau sudah ada sejak bayi terbentuk. Jika seorang bayi dilahirkan dengan keadaan kurang dalam proses pendengaran, maka kita bisa membantu bayi tersebut untuk berkomunikasi seperti bayi pada umumnya walau dengan cara yang berbeda. Pemasangan implan yang baik minimal ketika ada pada usia kurang lebih 2 minggu sejak bayi itu dilahirkan, karena dengan pemasangan implan sejak dini dapat mempermudah bagi bayi untuk mulai mengenal berbagai macam suara. Dengan begitu anak tidak menjadi “kaget” atau bingung jika mendengar suara, karena sudah diperkenalkan sejak awal. Untuk usia anak Ibu yang masih balita, jika belum ada dana untuk membeli implan untuk membantunya, maka kami menyarankan untuk mengajak anak ibu berkomunikasi/berinteraksi dengan menggunakan bahasa isyarat. Karena hal tersebut dapat membantu untuk mengajak anak Ibu berkomunikasi. Kami memiliki buku yang berisikan tentang bagaimana membantu anak-anak tunarungu berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Buku ini bisa Ibu pelajari terlebih dahulu dan kemudian Ibu dapat memperkenalkan bahasa isyarat kepada anak Ibu. Ibu dapat mengajarkan bahasa isyarat dari hal yang paling sederhana yang mudah ditangkap oleh anak balita. Bolehkah kami meminta alamat rumah Ibu untuk pengiriman bukunya? Nanti bukunya akan segera kami kirim ke alamat rumah Ibu. Terima kasih.

  27. marsugi

    Saya sebagai orang tua anak yang mempunyai kekurangan pendengaran yang saat ini menggunakan alat bantu dengar merk micro thek dan seimen yang sudah berjalan 1 tahun akan tetapi sampe saat ini belum ada perkembangan yang kami harapkan karena belum kami dapatkan respons dri anak tentang apa yang harus nya dia terima, , mohon arahan yang aagar kami sebagai orang tua bisa memberikan yangterbaik untuk anak kami, terimakasih

  28. sewi

    selamat malam, anak saya kembar (cewe) usia 3.2th baru saja selesai test OAE, tompanometri dan BERA dengan hasil pendengaran sebelah kiri sisa 10% dan telinga sebelah kanan lebih buruk dibanding sebelah kiri.
    oleh dokter THT disarankan implant atau dengan alat bantu dengar.
    tetapi operasi implant sangat mahal.
    mohon diberikan penjelasan dimana atau bagaimana cara untuk memperlakukan /memberikan pendidikan untuk anak saya dengan kondisi seperti ini.
    oya anak saya yg satunya tumbuh normal sdh bisa berbicara, sedangkan kembarannya masih belum bisa berbicara.
    mohon infonya di email : d.nawangwulan1401@yahoo.com
    terimakasih banyak

  29. Helni

    Selamat sore, anak saya menderita tunarungu dari sejak lahir kami sudah menyekolahkan anak kami dari usia dini yaitu 5 tahun di slb setempat, kami tinggal di kota kecil di jawa barat. kesulitan yang saya alami saat ini cara mendidik dia karena emosinya kadang meledak-ledak kalo dia marah, memberikan pengertian ama dia kami mengalami kesulitan karena anak kami belum bisa membaca sampai sekarang, usia anak kami saat ini 11 tahun, kami pernah mengkonsultasikan masalah ini dengan guru yang mengajar anak kami tapi tidak ada solusi, saya mohon masukan dari bapak atau ibu barangkali bisa membagi informasi bagaimana cara mengatasi masalah ini, dianjurkan theraphy tapi kami tidak mempunyai cukup uang untuk biaya tindakan tsb karena harus ke kota besar, terima kasih sebelumnya

    1. Selamat siang bapak/ibu Heni. Ketika di slb, bagaimanakah pembelajaran yang terjadi antara anak dan gurunya? apakah menggunakan komunikasi dengan bahasa isyarat atau dengan cara lain? kalau misalnya dengan bahasa isyarat, berarti anak bapak/ibu tetunya sudah paham mengenai bahasa tersebut. yang ingin kami ketahui apakah bapak/ibu juga menggunakan komunikasi dengan bahasa isyarat dengan sang anak? Karena pemahaman informasi yang diterima oleh seorang anak dengan keterbatasan pendengaran adalah melalui penggunaan bahasa isyarat. untuk mengatasi masalah ini, mungkin bapak/ibu dapat melakukan konsultasi dengan tenaga pengajar di slb tersebut, terkait perkembangan sang anak di slb, serta mungkin bapak/ibu juga dapat belajar tentang penggunaan bahasa isyarat sehingga ketika dirumah, anak akan merasa lebih dipahami ketika sang anak mempunyai partner yang mampu memahami maksudnya. Terima kasih bapak/ibu. kami persilahkan untuk menghubingi kami jika ada bantuan selanjutnya.

  30. Helni

    sore bapak/ibu saya dengan helni ibu dari anak saya yg beberapa hari lalu saya ceritakan, sebelumnya saya ucapkan terima kasih atas respon yang bapak/ibu berikan atas masalah yang saya alami, saya sudah pernah menanyakan kepada guru di slb tempat anak saya sklh, akan tetapi jawaban dari guru tersebut hanya “gpp bu yang penting sich anaknya mau sklh….” hanya itu jawabannya. kekhawatiran saya adalah takutnya penerapan metode cara mengajarnya yang kurang tepat, karena saya pernah melihat guru tsb. hanya menulis di papan tulis dan anak2 disuruh menyalin apa yang ada di papan tulis saja, kalo pelajaran matematika anak saya bisa mengikuti, begitu saja informasi dari saya skrg apa yang harus saya lakukan?terima kasih

    1. kalau kami tidak salah menduga, anak ibu mengalami hambatan berkomunikasi ya dengan orang lain? pada anak tunarungu, proses pembentukan bahasa memang menjadi kendala yang besar. hal itu bisa ditangani dengan pendekatan berkomunikasi yang tepat dengan penerapan bilingual (bahasa bibir dan bahasa isyarat). mungkin baik kalau ibu mengunjungi beberapa SLB mitra kami yang kami rasa baik dalam melatih anak berkomunikasi bilingual, contohnya di SLB Dena Upakara & Don Bosco (Wonosobo), atau ibu bisa mencari komunitas tunarungu di daerah ibu, mereka biasanya dengan senang hati akan membantu anak ibu belajar bahasa isyarat. dan jangan lupa, semua itu butuh waktu dan kesabaran. di rumah, silakan ibu mengajarinya dengan menggunakan benda-benda konkrit untuk menerangkan sesuatu. ibu bisa membaca juga buku berjudul basic communication for deaf children. demikian bu, semoga membantu. selain menggunakan blog ini, ibu bisa menghubungi kami melalui facebook (pusat studi ibk usd)

  31. RIDHA MUNING

    Selamat pagi,
    Mau bertanya, apakah di perpustakaan universitas sanata dharma yogykarta ada buku tentang abk tuna rungu? Terimakasih

  32. Rachmawati

    Adakah program sekolah gratis untuk anak tunarungu bagi kaum yang tidak mampu?? Tolong saya di beri informasi utk pertanyaan saya.

  33. Saya mempunyai adik berusia 10 tahun yang mengalami tunarungu sejak lahir. Namun dari segi fisik tetap seperti anak normal dan lumayan banyak mengerti utk memahami lalu merespon apa yang kami ucapkan. Ibu saya menyekolahkannya di TK Umum selama 2tahun dan tahun ajaran baru ini menginjak kelas 1 di SLB_B tanpa ABD
    Mohon bantuannya pak/bu apakah yang harus saya lakukan agar adik saya dapat lebih mudah berkomunikasi dengan lancar tanpa ABD ? Dan bagaimana caranya agar saya dapat belajar bahasa isyarat lalu mengajarkannya ke adik saya ? Dan satu lagi apakah saya bisa mendapatkan buku “Membantu anak-anak tunarungu” seperti yang bapak/ibu berikan ke salah satu pengunjung blog ini ? Terimakasih.

  34. Irma

    Selamat pagi, sy kepala sekolah di homeschooling khusus bpai jkt. Utk pertama kalinya di thn ajaran baru ini, sy menerima murid atr dg kategori berat. Sy membutuhkan referensi buku “membantu anak2 tuna rungu” bu. Nti sy email ya. Saat ini kami sudah ada terapus wicara namun tutor dg latar belakang pendidikan luar biasa mengundurkan diri. Oleh krn itu saat ini sy membutuhkan tenaga pendidik full time terutama yg bisa menangani anak atr. Apakah ada referensi ke lembaga apa agar saya bisa broadcast ttg kebutuhan tenaga pendidik plb tsb. Jika ada bs email ke sy irma_bpai@yahoo.com. Blog ini sangat membantu. Terima kasih

  35. diah

    Selamat siang , saya punya keponakan laki2 bisu tuli sudah 20 thn , terlambat penanganannya sejak kecil krn masalah ekonomi , punya ABD tp berasa nggak fungsi buat dia krn ga ada perkembangan , sempat sekolah SLB di jember selama 2tahun ditaruh di kelas 4 penjelasan sekolah agar porsi tubuh setara dgn yg seumuran tp pelajarannya dari 0 (beda dgn tmn sekelas lainnya) dan mulai ada perkembangan calistung , tp skrg sudah 1 tahun nggak mau sekolah lg krn sering diganggu sampai bertengkar dgn tmn sekolah sendiri , keponakan saya ini sgt temprament sekali shingga sama skali tdk mau melanjutkan sekolahnya lagi… Sekarang dia drumah terus sama saya lbh sering brdua krn kami yatim piatu , saya sering mengajak dia utk belajar lg drumah tp diusia 20thn ini dia sudah puber (saya bingung cara mendidiknya bgmn krn lbh sering manja / malas-malasan dgn saya shingga membuat saya sering stress menghadapinya) saya prnah menghubungi guru slb utk les privat drumah agar keponakan bisa lanjut belajar tp beliau tdk mau krn usia keponakan saya sudah 20thn , apakah yg harus saya lakukan skrg selain sabar? Saya tunggu fast responnya , krn saya merasa kasian kalau keponakan saya akan begini terus sampai tua nanti. trmksh

  36. Saepul

    Saya guru umum di SDN Jatisari kec Cihampelas kab Bandung Barat
    Tahun ajaran 2018-2019 ada 2 anak yang tuna rungu. Sebelum nya sudah disarankan untuk masuk di SLB, tapi orang tua siswa beralasan jauh dan merasa berat untuk antar jemputnya.
    Akhirnya memaksa untuk bisa sakolah di SDN Jatisari sampai saat ini.
    Kami sudah lapor kepihak pengawas, upt.
    Kami pun merasa kebingungan harus mengajar bagaimana agar anak dapat terlayani dengan baik.
    Mohon pencerahan nya.

  37. a.hasriani

    apa yang harus di perhatikan dalam memilih metode pembelajaran yang akan diterapkan di kelas terpadu tuna rungu..?

  38. Pingback: Konseling Kasus – Judul Situs

  39. Anna Pratista Andanitya

    Selamat pagi, izin bertanya. Penyandang tunarungu memiliki klasifikasi tingkat kehilangan pendengaran, untuk itu apa ditiap frekuensi kehilangan pendengaran seseorang tersebut mendapatkan terapi atau penanganan yang berbeda? lalu, adakah tahapan terapi secara berskala berdasarkan tingkat kehilangan pendengaran untuk penyandang tunarungu?

Leave a reply to Elly Kurniasary Cancel reply